Jumat, 17 Juli 2015

Tugu Monas Jakarta Yang Indah

Monumen Nasional yang terletak dalam Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibuat dalam abad 1920an.

Tugu Peringatan Nasional dibuat pada areal seluas 80 hektar. Tugu itu diarsiteki tetapi Friedrich Silaban juga R. M. Soedarsono, sejak dibangun 17 Agustus 1961, juga diresmikan 12 Juli 1975 menurut Ketua Republik Indonesia Soeharto.

Pembangunan tugu Monas bertujuan mengenang dengan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia dalam periode revolusi kemerdekaan 1945, supaya terbangkitnya inspirasi serta keinginan patriotisme generasi kini dan mendatang.


Tugu Monas yang menjulang tinggi juga melambangkan lingga (alu atau anatan) yang penuh dimensi khas budaya bangsa Indonesia. Semua pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Alu dan lumbung adalah sarana rumah tangga yang terdapat hampir pada setiap rumah penduduk pribumi Indonesia.

Lapangan Monas menghadapi lima kali penggantian nama ialah Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam juga beraneka lapangan terbuka lokasi berolahraga. Dalam hari-hari libur.

==Konstruksi dan Pameran==
Bentuk Tugu peringatan yang seorang ini selalu unik. Suatu batu obeliks yang terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan itu tingginya 132 meter.

Dalam puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,lima ton dengan dilapisi emas 35 Kilogram. Lidah api atau obor tersebut sebagai simbol perjuangan rakyat Indonesia yang harap mengantongi kemerdekaan.

Pelataran puncak dan lebar 11x11 sukses menampung sebanyak 50 pengunjung. Dalam sekeliling badan elevator terdapat tangga darurat yang terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung berhasil menikmati pemandangan semua penjuru kota Jakarta. Arah menuju selatan berdiri juga kokoh dari kejauhan Gunung Salak pada kalangan kabupaten Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dan pulau-pulau minor berserakan. Seumpama menoleh ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta yang setiap kondisi terlihat pesawat lepas landas.

Dari pelataran puncak, 17 m lagi ke bertemu, terdapat lidah api, terbuat dari perunggu seberat 14,lima ton dengan berdiameter enam m, terdiri dari 77 bagian yang disatukan.

Pelataran puncak tugu berupa "Api Nan Tidak Kunjung Padam" yang berarti melambangkan Bangsa Indonesia agar di berjuang bukan sempat surut sepanjang waktu. Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dengan ruang museum sejarah 8 m. Lebar pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45x45 m, ialah pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI (17-8-1945).

Pengunjung kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau museum, mampu lewati jendela masuk pada seputar plaza taman Medan Merdeka, pada bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dengan patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kudanya, terbuat dari perunggu seberat 8 ton.

Patung ini dibuat tapi pemahat Italia, Prof. Coberlato ialah sumbangan menurut Konsulat Jendral Honores, Dr Mario Bross pada Indonesia. Menempuh terowongan yang berada tiga m di bawah taman dan cara silang Monas inilah, jendela masuk pengunjung menuju tugu puncak Monas yang berpagar "Bambu Kuning".

Landasan dasar Monas setinggi tiga m, pada bawahnya terdapat ruang museum rekor perjuangan nasional serta ukuran lebar 80x80 m, berhasil menampung pengunjung satu kota 500 orang.

Di keempat sisi ruangan terdapat 12 pintu peragaan yang mengabdikan peristiwa mulai zaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai berlapis marmer. Selain tersebut, ruang kemerdekaan berbentuk amphitheater yang letaknya pada di cawan tugu Monas, menggambarkan atribut peta kepulauan Kalangan Kesatuan Republik Indonesia, Kemerdekaan RI, bendera merah putih serta lambang kalangan dan bursa gapura yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar